Belajar dari Kesalahan

by @rezawismail

Kesalahan, selain memberikan tantangan dan rasa yang tidak enak, bisa juga memberikan peluang bagi diri kita untuk bertumbuh dan berkembang. Selama kita bisa mengolahnya.

Kesalahan akan menguatkan karakter kita dan meningkatkan kemampuan jika kita mau belajar dan memandangnya dengan pola pikir yang terbuka untuk pembelajaran.

Bahkan kesalahan yang fatal pun bisa menjadi kunci kesuksesan di masa depan. Beberapa penemu dan innovator mendapatkan keberhasilan dari kesalahan-kesalahan yang dibuat. Para programmer komputer dapat menyempurnakan aplikasi buatannya dengan mencari-cari kesalahan dan memperbaikinya.

Jadi, kesalahan bisa menjadi kesempatan yang berguna. Tapi masalahnya, kecenderungan manusiawi kita ketika melakukan kesalahan adalah dengan merenunginya berlarut-larut dan menyalahkan diri sendiri atau orang lain, menyalahkan lingkungan, sistem, prosedur, dan sebagainya.

Akhirnya, orang yang terus berkubang dengan kesalahannya akan tidak produktif. Kinerjanya menjadi lambat atau menunda-nunda untuk bertindak. Kebanyakan penyesalan atau sikap yang terlalu perfeksionis jika melakukan kesalah, akan membawa kita pada emosi yang negative seperti amarah, rasa kesal, frustasi, stress, hingga depresi dan berputus asa.

Solusi Transformasi Persepsi

Maka dari itu, cara pandang atau persepsi kita terhadap sebuah kesalahan harus ditransformasikan. Dari anggapan bahwa kesalahan bisa membawa masalah sampai kepada kesalahan adalah sebuah kewajaran dalam kehidupan. Bahwa kesalahan itu biasa, dan memang kita harus berupaya menghindarinya.

Tapi jika kesalahan itu sudah terjadi, kita harus menganggapnya bahwa itu memang sudah harus terjadi. Dan kita selanjutnya diharuskan untuk mengolah kesalahan tersebut menjadi sesuatu yang positif dan berharga bagi masa depan kita.

Kesalahan yang lebih besar dan fatal bisa saja dihindari dengan menyadari kesalahan-kesalahan kecil dan dengan cepat merevisinya. Banyak melakukan kesalahan bukan berarti dari awal sampai akhir akan begitu. Bahkan kita bisa menghindari kesalahan yang benar-benar parah jika tetap optimis tidak pesimis.

Pandangan pesimistis bagi mereka yang merasa sering melakukan kesalahan mesti bertransformasi menjadi kesadaran bahwa segala sesuatunya bisa diubah dan pasti berubah. Kritik diri yang tidak membangun, penilaian diri yang rendah, menjatuhkan diri sampai merasa malu dan rasa bersalah yang berlebihan sungguh merupakan persepsi yang merugikan.

Pada awalnya kita memang harus mengakui kesalahan dan bertanggung jawab untuk melakukan langkah-langkah yang konstruktif. Namun, kita tak perlu menghakimi diri sendiri atau menyalahkan yang lainnya. Pengakuan ini secara psikologis akan menguatkan karakter dan juga integritas kita. Orang lain akan lebih menghormati kita yang mau mengakui kesalahannya.

Persepsi bahwa kesalahan adalah bagian dari pembelajaran dan sebagai penunjuk jalan agar kita tidak keterusan berada di jalur yang salah, adalah solusi yang optimal bagi kita untuk memandang kesalahan sebagai sesuatu yang sangat berharga.

Meskipun begitu, kita juga tidak boleh menjustifikasi kesalahan kita begitu saja. Kesalahan ada bukan untuk diabaikan atau dirasionalisasikan. Kesalahan adalah petunjuk dan pelajaran yang harus diterima dan ditindaklanjuti.

Memang melakukan kesalahan itu rasanya tidak enak, tapi kedewasaan bermakna bahwa kita tidak boleh terus-menerus merasa bersalah dan mengasihani diri sendiri tanpa berperilaku yang membantu.

Mengeluh, menyalahkan diri atau orang lain, menuduh atau membuat alasan hanya akan membuang-buang waktu saja. Kesalahan yang ada harus diobservasi dan ditransformasikan untuk memperbaiki diri di masa yang akan datang. Demi keberhasilan di masa depan.

Dari Kesalahan Menuju Keberhasilan

Semua jalan menuju kesuksesan pasti diisi dengan banyak tantangan dan juga kegagalan. Kesalahan kita buat dengan keputusan yang salah, perhitungan yang kurang akurat, atau keadaan yang tidak pas. Ketidak sesuaian kenyataan dengan harapan adalah hal yang alami dalam kehidupan.

Tidak ada orang yang sempurna tapi hidup bisa menjadi lebih menyenangkan dan menarik dengan beragam tantangannya. Semua orang pasti melakukan kesalahan, dan jika bisa menarik pelajaran dari kesalahan-kesalahan maka kita akan semakin berkembang. Menjadi lebih bijaksana.

Kompetensi kita bisa bertumbuh berkat pengalaman praktek bukan sekedar teori termasuk ketika menghadapi masalah dan berusaha memperbaiki kesalahan yang dilakukan. Kesalahan bukan berarti kemunduran, malah merupakan anak tangga menuju peningkatan wawasan berpikir.

Pastikan saja bahwa anggapan kita bahwa kesalahan kita bukanlah diri kita. Pribadi kita terlepas dari kesalahan walaupun kita tetap bertanggung jawab. Kesalahan adalah perbuatan kita tapi bukan yang mendefinisikan diri kita. Dengan perspektif seperti ini, paradigma berpikir kita akan mengalami suatu kemajuan yang pesat.

Bahwa dengan melakukan kesalahan, berarti keberhasilan sudah semakin dekat…

Kesalahan yang dipandang bukan sebagai sesuatu yang negatif akan membawa kita kepada kesempatan-kesempatan yang tak terduga, pembelajaran yang tertanam dengan kuat, melatih kesabaran dan kegigihan kita. Jika saja kita secara proaktif mau mengevaluasi dan belajar dari kesalahan tersebut.

Cara belajar dari kesalahan kita, pertama-tama adalah dengan memandangnya sebagai sebuah peluang untuk pemahaman, penghargaan atau rasa syukur, dan penerimaan untuk selanjutnya dievaluasi. Tak perlu dibesar-besarkan melebihi proporsinya, dan kesalahan sebaiknya dipelajari secara lebih mendalam agar mendapatkan pelajaran yang berharga.

Mengatasi Kesalahan dengan Optimisme dan Tindakan

Pemikiran kita sebaiknya diarahkan berorientasi pada solusi, bukan sekedar berfokus pada kesalahan yang telah diperbuat. Kita juga harus menyiapkan diri agar tidak melakukan kesalahan yang sama di masa depan. Segala sumber daya dan keahlian tambahan perlu dipertimbangkan untuk meminimalisir atau memitigasi resiko akan potensi kesalahan apapun di masa yang akan datang.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan seseorang setelah memahami kesalahannya secara menyeluruh, adalah untuk tidak lengah dan terus bertanya-tanya dengan beberapa pertanyaan yang berguna dan berhati-hati dalam melangkah dengan bekal pengetahuan yang diraih berkat mempelajari bukan saja kesalahan diri sendiri namun juga kesalahan orang lain.

Merefleksikan kesalahan dengan cara pandang yang positif akan membawa optimisme sehingga kita bisa bertindak dengan keyakinan. Peningkatan kepercayaan diri setelah melakukan kesalahan perlu dijaga dengan rasa optimis yang terukur. Beragam skenario perlu kita pertimbangkan dalam meraih tujuan kita di masa mendatang.

Optimisme yang tidak membabi buta berarti menyiapkan rencana tindakan dengan berbagai kemungkinan dan menyiapkan diri dengan kehandalan. Pikiran kita harus tetap terbuka dengan rasa optimis dan berani mengambil resiko karena di dalam resiko terdapat potensi keuntungan. Jangan malah takut mengambil resiko karena takut salah lagi.

Kesuksesan bisa didapat dengan cepat jika kita optimis dan berani gagal. Kesalahan demi kesalahan akan didapatkan sebagai pelajaran yang berharga dan kesempatan untuk bertumbuh. Fleksibilitas dan kreativitas bisa menjadi tameng dan senjata kita dalam berjalan dan bersiap-siap melakukan kesalahan.

Berpikir maju ke depan bukan berarti kita sengaja mau melakukan kesalahan, melainkan menjaga diri kita dari kesalahan yang benar-benar merugikan, menghindari mengulangi kesalahan yang sama, dan mengelola resiko menjadi kesempatan untuk berkembang. Membawa kemajuan bagi diri dan kehidupan..

Salam sentosa!

Baca juga:
Tips Motivasi Saat Gagal
Teknik Visualisasi untuk Motivasi Belajar
Tanpa Kegagalan Tidak Ada Kesuksesan
Rahasia Keunggulan