MBO: Teori Manajemen Peter Drucker yang Memotivasi Karyawan

by @rezawismail

Sebuah misi menyatakan motif dari suatu pekerjaan, bukan cara bagaimana melakukannya. -Peter Drucker

Peter Ferdinand Drucker lahir di Wina, Austria-Hungary pada tahun 1909 dan menjadi profesor yang paling berpengaruh dalam dunia manajemen hingga tutup usia di umur 95 tahun. Karyanya telah mendapatkan penghargaan oleh Presiden Amerika Serikat dan di beberapa negara maju lainnya.

Beragam teori manajemennya telah menjadi acuan di banyak organisasi, perusahaan swasta maupun pemerintah. Prediksinya tentang privatisasi dan desentralisasi, kebangkitan ekonomi Jepang, keunggulan kompetitif praktek pemasaran, dan peran vital informasi dalam industri telah menjadi kenyataan di masa kini.

Peter Drucker telah bekerja sama dan menjadi konsultan yang berperan penting dalam kesuksesan bisnis banyak perusahaan besar seperti: GM, GE, Coca-Cola, IBM, Citicorp, Intel, P&G, Toyota, serta beberapa organisasi pemerintah dan LSM.

Dia juga sangat terkenal dalam dunia usaha di Jepang setara dengan tokoh bisnis seperti Edwards Deming yang menginspirasi filosofi Kaizen, perbaikan yang konsisten pada beragam jenis industri di Jepang.

Beberapa ide pentingnya adalah desentralisasi dan penyederhanaan, perampingan hirarki dan peningkatan kompetensi, alih-daya (outsourcing), peran penting sektor nirlaba dan mikroekonomi, menghargai karyawan sebagai aset alih-alih liabilitas, perencanaan dengan visi ke depan bukan ke belakang, menguatkan komunitas, menyelaraskan berbagai kebutuhan dengan tujuan, dan mengutamakan pelayanan daripada keuntungan jangka pendek.

Dan salah satu konsep utama yang dikemukakan sang guru manajemen ini adalah MBO: Management By Objectives. Suatu sistem yang menekankan efektivitas dan pengendalian mutu, tanpa mengesampingkan kreativitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

MBO banyak diaplikasikan oleh organisasi baik besar maupun kecil dan juga cabang-cabang dari organisasi seperti anak perusahaan, departemen keuangan, SDM, pemasaran, dan seterusnya sebagai sarana penyelarasan sasaran individual para pekerja dengan tujuan utama plus visi-misi dari organisasi.

Implementasi MBO oleh sebuah perusahaan tidak terbatas pada target tahunan saja tapi juga sampai kepada penetapan indikator-indikator pencapaian kinerja individual dari setiap karyawan. Para karyawan dengan manajernya secara aktif dan partisipatif menetapkan target secara bersama-sama.

Elemen yang umum ditemui dalam teori MBO adalah; komitmen kepada program kerja, penetapan target oleh pembuat keputusan serta strateginya, penetapan sasaran individual lewat partisipasi aktif dari sang pekerja, penilaian kinerja secara periodik, dan otonomi atau keleluasaan dari eksekusi pelaksanaan pencapaian tujuan.

Otonomi ini penting karena sesuai dengan teori motivasi intrinsik yang telah saya tuliskan disini dan disini. Jika semua pegawai merasa telah mendapatkan bayaran yang mencukupi, maka otonomi berperan penting dalam memaksimalkan produktivitas.

Selain itu, Peter Drucker mengajarkan ekologis sosial yang menekankan pentingnya keharmonisan hubungan para pemimpin dengan bawahannya ketika bekerja sama secara aktif dalam menetapkan sasaran namun memberikan keleluasaan dan wewenang untuk mencapainya, meningkatkan kefektifan manajemen mencapai tujuan organisasi sekaligus memotivasi para anggotanya.

Lalu, dia juga membela posisi karyawan sebagai sumber daya bukan biaya dengan menekankan dampak manusiawi dalam penetapan tujuan yang membawa kesuksesan. Peningkatan kompetensi karyawan dianggap sangat krusial karena ilmu pengetahuan khususnya di bidang teknologi dan inovasi adalah keunggulan bersaing yang didapatkan lewat karyawan berwawasan.

Pakar manajemen, Tom Peters, mengakui Peter Drucker sebagai pencipta dan penemu ilmu manajemen modern. Praktek manajemen di masa kini banyak diambil dari teori dan pemikiran Drucker ini.

Pandangannya sejak tahun 1940-an hingga tahun 1970-an tentang desentralisasi, karyawan sebagai aset yang berharga, perusahaan sebagai komunitas yang dibangun atas kepercayaan dan rasa hormat bukan hanya laba, pentingnya pelanggan bagi bisnis, mendahulukan substansi daripada tampilan atau pengkultusan dalam kepemimpinan, dan kontribusi dari pekerja yang berwawasan telah teruji visioner serta terbukti di masa kini hingga ke masa yang akan datang.

Pelajaran terpenting dari Peter Drucker, seperti yang dituliskan oleh konsultan top; Jim Collins adalah hasrat serta semangat belajar dari Peter F. Drucker yang jenius tapi tetap mau mempelajari sesuatu, apapun dan dari siapapun, termasuk murid-muridnya, hingga dia menjadi guru manajemen yang paling berpengaruh di dunia.

Baca juga:
Motivasi Kerja Karyawan dan Tipe Motivator
Mata Uang Utama dalam Bisnis
Taktik Motivasi Kelompok: Musuh Bersama
Mengelola Karyawan Superstars