Motivasi untuk Peningkatan Kinerja

by @rezawismail

Kurangnya motivasi adalah penyebab utama penurunan kinerja. -Reza Wahyu

Beberapa perusahaan memiliki prosedur kerja yang sudah terarah dan tidak begitu sulit untuk diikuti. Jika para karyawan menjalankan tugasnya dengan benar sesuai arahan manajemen dan instruksi atasan, seharusnya bisa menghasilkan kinerja yang baik.

Masalahnya, banyak karyawan yang merasakan kekurangan semangat atau motivasi dan kinerjanya menjadi kurang bagus. Mereka menjadi bermalas-malasan dan suka menunda-nunda. Potensi kemampuan yang ada tidak digunakan dengan sepenuh daya dan upaya.

Jika saja karyawan bisa bekerja dengan tingkat motivasi yang tinggi, perusahaan akan diuntungkan berkat produktivitas hasil kinerja yang meningkat. Karyawan yang rajin bekerja dan termotivasi tinggi akan memberikan kontribusi yang terbaik untuk perusahaan.

Walaupun begitu, manusia bukan robot. Sikap perbuatan dari sang karyawan tidak bisa diprogram dan berperilaku konsisten. Segala tindakannya terpengaruh oleh suasana batinnya tidak hanya kondisi fisik. Ilmu pengetahuan yang berwawasan batiniah disebut ilmu psikologi.

Para peneliti dalam dunia psikologi telah lama mempelajari teknik-teknik yang bisa mempengaruhi perilaku. Seperti pengkondisian dengan imbalan dan hukuman. Metode pengendalian perilaku yang umum adalah dengan insentif yang positif/negatif yang telah dianalisis, ukur dan diuji secara ilmiah.

Hasilnya adalah, gaji dan sanksi tidak cukup untuk meningkatkan dan mempertahankan motivasi kerja karyawan. Menurut teori motivasi Herzberg, bayaran seperti upah serta fasilitas lainnya dibutuhkan agar karyawan tidak mengalami ketidakpuasan. Sedangkan untuk mengobarkan motivasi secara maksimal dibutuhkan lebih dari sekedar uang.

Lalu perusahaan-perusahaan mulai memanggil para motivator untuk meningkatkan semangat kerja dan mengajarkan teknik-teknik yang bisa memompa motivasi. Sayangnya, banyak teknik yang berdampak sementara karena hanya mengandalkan pemanfaatan emosi belaka. Baca tentang motivator yang merugikan, yang kurang tepat dan yang pas untuk perusahaan disini, disini, dan disini.

Seminggu setelah seminar motivasi, banyak karyawan yang kembali lesu dan malas bekerja. Ajaran sang motivator bagai lenyap tak bersisa. Ada juga yang mencoba melakukan jurus-jurus seperti melompat-lompat, berteriak, dan sebagainya sebagai suatu cara memacu respons emosional yang bisa mendorong semangat. Tapi tetap saja, motivasi karyawan tidak bisa terpicu dengan maksimal dan tahan lama.

Dan manajemen kembali ke pola lama, mengiming-imingi dengan bonus atau menakut-nakuti dengan ancaman. Efektif hanya dalam jangka pendek, misalnya pada kasus bos yang sering marah-marah, lam-kelamaan para bawahannya akan terbiasa dan level motivasinya tidak terlalu kena pengaruh.

Sekali lagi, teknik-teknik seperti itu hanya bersifat sesaat dan tidak tahan lama. Motivasi karyawan masih tetap akan mengendur lagi dan kurang optimal dalam jangka panjang. Emosi hanyalah salah satu dimensi dari pengaturan motivasi, masih ada dimensi spiritual, sosial, dan paradigma berpikir dari sang karyawan itu sendiri.

Maka dari itu, ilmu motivasi terkini menyatakan bahwa peningkatan kinerja karyawan membutuhkan pendekatan yang holistik atau menyeluruh. Tidak sekedar emosi yang dipancing tapi juga merubah paradigma dan budaya organisasi.

Motivasi membutuhkan penyelarasan nilai-nilai yang diyakini para pekerja dan harmonisasi lingkungan kerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Maka dari itu, teknik-teknik yang menimbulkan semangat kerja dari dalam atau motivasi intrinsik perlu diberdayakan oleh manajemen.

Terdapat beragam jenis karyawan dengan berbagai variasi dan sifat. Umat manusia terdiri dari ras-ras yang berbeda, warna, bentuk, ukuran, kemampuan, minat, dan kepribadian yang macam-macam. Perusahaan harus bisa menggunakan perbedaan persepsi dan penggunaan perspektif yang tidak sama antar karyawan untuk memotivasi secara personal agar benar-benar efektif dan tahan lama.

Dengan mencoba memahami karakter dari masing-masing pegawai, setiap atasan atau pimpinan dapat berinovasi mengkreasi strategi motivasi yang tepat guna, efektif, dan efisien. Sehingga perusahaan bisa maju dan terus berkembang berkat peningkatan kinerja para karyawannya yang termotivasi tinggi. SEMANGAT!

Baca Juga:
Motivator Karyawan: 7 Kunci Motivasi Intrinsik
Teknik Motivasi Intrinsik: Teori Determinasi Diri
Motivasi Intriksik untuk Karyawan dan Sales Person
Teori Motivasi dari Hati
Motivasi dari Hati (Tanpa Teriak2)